Direktori Indonesia - Indonesian free listing directory, SEO friendly free link directory, a comprehensive directory of Indonesian website. Active Search Results SEPUTAR PERTANIAN: Februari 2011
Seputar Pertanian, Bersama Mendukung Pembangunan Pertanian

Jumat, 11 Februari 2011


Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian dengan Pemerintah China sepakat melakukan kerjasama dalam bidang pengembangan padi hibrida. Kesepakatan kedua negara ini ditandai dengan dilaksanakannya Launching kerjasama teknik padi hibrida Indonesia-China, yang bertempat di Auditorium Gd D kantor Kementerian Pertanian Jakarta, pada hari Rabu tanggal 29 Desember 2010. Acara ini dihadiri oleh Duta Besar China untuk Indonesia, Zhang Qi Yue berserta para delegasi China lainnya, dan dihadiri pula oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Haryono beserta pejabat dari Eselon-I dan II lingkup Kementerian pertanian.

Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian dengan Pemerintah China sepakat melakukan kerjasama dalam bidang pengembangan padi hibrida. Kesepakatan kedua negara ini ditandai dengan dilaksanakannya Launching kerjasama teknik padi hibrida Indonesia-China, yang bertempat di Auditorium Gd D kantor Kementerian Pertanian Jakarta, pada hari Rabu tanggal 29 Desember 2010. Acara ini dihadiri oleh Duta Besar China untuk Indonesia, Zhang Qi Yue berserta para delegasi China lainnya, dan dihadiri pula oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Haryono beserta pejabat dari Eselon-I dan II lingkup Kementerian pertanian.

Dalam sambutannya, Kepala Balai Pusat Penelitian Padi Hibrida Indonesia, Kasdi, menyatakan, kerjasama kedua negara tersebut akan dimulai dengan kedatangan peneliti dari China untuk kerjasama dengan peneliti Badan Litbang dalam pengembangan padi hibrida dan direncanakan kegiatan ini akan dilaksanakan selama tiga tahun.

Kerjasama yang dilakukan oleh Badan Litbang Kementerian Pertanian dengan Long Ping Hi-Tech tersebut akan difokuskan pelaksanaanya di propinsi Lampung dan secara bertahap akan dikembangkan di propinsi lain yang dianggap baik untuk pengembangan padi hibrida dan dalam pelaksanaanya akan dipusatkan di kebun percobaan Natar dan lokasi sekitarnya, tepatnya di Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan berada di sekitar kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Lampung, memiliki sarana irigasi serta merupakan salah satu sentra produksi padi di Kabupaten Lampung Selatan.
Sementara itu Kepala Badan Litbang Pertanian Haryono menyatakan, kerjasama tersebut dimaksudkan antara lain untuk melakukan uji adaptasi dan uji multilokasi beberapa kombinasi padi hibrida dari China.Kemudian untuk mendapatkan beberapa kombinasi padi hibrida asal China yang telah dilepas di Indonesia yang dapat dikembangkan di provinsi Lampung dan sekitarnya.

Pengembangan laboratorium dan sarana penunjang lainnya di kebun percobaan Natar, BPTP Lampung guna menunjang pengembangan padi hibrida di provinsi tersebut.
Disamping itu. mengatakan bahwa Pengembangan padi hibrida merupakan salah satu jawaban yang kita upayakan dalam memacu peningkatan produksi terutama untuk mendukung swasembada pangan secara berkelanjutan. Di Indonesia pengembangan padi hibrida saat ini masih sangat rendah yakni baru 300 ribu hektar dari luas lahan pertanian 7 juta hektar. Oleh karena itu potensi pengembangan padi hibrida masih sangat terbuka lebar di tanah air.

Menyinggung produktivitas padi hibrida yang akan dikembangkan melalui kerjasama Indonesia-China tersebut, dia mengungkapkan dari pengujian laboratorium di RRC dapat dihasilkan sekitar 9-14 ton/ha namun kenyataan dilapangan hasil yang dicapai lebih rendah yakni sekitar 7-8 ton/ha
Saat ini telah dilakukan pengiriman tahap pertama beberapa varietas padi hibrida terpilih dari China dan saat ini dalam proses pengeluaran di pelabuhan Tanjung Priok. Setelah itu, akan dilakukan pengiriman lanjutan berbagai sarana dan peralatan yang akan menunjang rencana kegiatan pengembangan padi hibrida di Lampung.

Sumber Berita: Sekretariat Jenderal

Read More......

Rabu, 02 Februari 2011


Diperkirakan awal musim hujan di Jawa dan Bali cenderung mundur dan berakhir Iebih cepat, dan intensitas hujan MH (Musim Hujan) cenderung meningkat hingga tahun 2050. Para petani cabe diharapkan bisa menyesuaikan dengan perubahan pola hujan tersebut.

Hal itu dikatakan Rizaldi Boer dari Pusat Kajian Pengelolaan Risiko dan Peluang Iklim di Asia Tenggara dan Pasifik, Institut Pertanian Bogor pada Workshop Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Hortikultura Ramah Lingkungan di Jakarta.
Diperkirakan awal musim hujan di Jawa dan Bali cenderung mundur dan berakhir Iebih cepat, dan intensitas hujan MH (Musim Hujan) cenderung meningkat hingga tahun 2050. Para petani cabe diharapkan bisa menyesuaikan dengan perubahan pola hujan tersebut.

Hal itu dikatakan Rizaldi Boer dari Pusat Kajian Pengelolaan Risiko dan Peluang Iklim di Asia Tenggara dan Pasifik, Institut Pertanian Bogor pada Workshop Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Hortikultura Ramah Lingkungan di Jakarta.

Menurutnya kemampuan kita memprediksi iklim, khususnya awal musim hujan dan sifat hujan musim kemarau pada beberapa wilayah khususnya wilayah hujan bertipe moonson seperti Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Indonesia Bagian Timur sudah tinggi, sayangnya belum dimanfaatkan dengan baik.

Untuk mengatasi perubahan iklim ini Rizaldi Boer menyarankan agar pemerintah melakukan pemberdayaan petani melalui Sekolah Lapang Iklim (SLI) dan penguatan kelembagaan petani dan memberikan perlindungan petani melalui pengembangan sistem asuransi iklim.

Perubahan iklim menurutnya telah menyebabkan terjadinya perubahan jenis hama dan penyakit dominan. Diungkapkannya penyakit gemini pada cabe yang disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh kutu kebul (Hemisia tabaco) dalam lima tahun terakhir juga sudah menyerang di pusat produksi cabe di Jawa seperti Bagor, Cianjur, Brebes, Wonosobo, Magelang, Klaten, Boyolali, Kulonprogo, Blitar dan Tulungagung. "Sementara riset tentang penyakit ini masih sangat terbatas," tuturnya.

Petani cabe di Jonggol, Kabupaten Bogor, Wayan Supadno mengatakan penyakit pada tanaman cabe yang disebabkan oleh virus telah menjadi ancaman yang paling serius dan belum ada obatnya. "Butuh tindakan preventif dan profilaksis imunitas sedini mungkin, bukan terapi (kuratif) karena virus belum ada obatnya," tutur Wayan Supadno.

Hal senada juga diungkapkan Dadi Suriana, Ketua Asosiasi Agribisnis Cabe Indonesia (AACI). Menurutnya untuk penanganan OPT cabe perlu dikembalikan ke yang ramah lingkungan dengan mengutamakan pencegahan. "Selain itu, juga harus ada informasi ramalan cuaca semusim, 6 bulanan dari BMKG yang disebarluaskan kepada para petani ," tambah Dadi.

Rizaldi Boer menambahkan perubahan iklim ini punya dampak langsung dan tidak langsung kepada petani. yang semakm sering tidak menentu karena pola perubahan iklim yang tidak sama antar wilayah atau antar negara. tidak langsung kepada petani. Dampak langsungnya adalah bisa terjadi gagal panen karena kekeringan dan banjir, penurunan hasil karena kondisi cuaca yang sering kurang menguntungkan; misalnya pada kentang turunnya viabilitas benih karena hujan tipuan (false rain) yang semakin sering terjadi.

Sedangkan dampak tidak langsungnya adalah meningkatnya serangan hama dan penyakit, ketersediaan input (kompetisi dengan komoditi lain), perubahan hargayang semakin sering tidak menentu karena perubahan pola iklim yang tidak sama antar wilayah atau antar negara.

Informasi iklim lainnya yang perlu diketahui petani adalah kejadian awal hujan yang tidak sesungguhnya (false rain). Dia contohkan hujan pada awal September atau Oktober memicu petani kentang di Pangalengan, Jawa Barat mulai tanam karena berasumsi MH sudah mulai, padahal belum, sehingga pertumbuhan awal terganggu. "Kalau awal MH mundur dan tidak terjadi false rain, benih dari musim ceboran tersimpan terlalu lama (lebih dari 3 bulan) sehingga viabilitas turun," jelasnya.

Read More......