Direktori Indonesia - Indonesian free listing directory, SEO friendly free link directory, a comprehensive directory of Indonesian website. Active Search Results SEPUTAR PERTANIAN
Seputar Pertanian, Bersama Mendukung Pembangunan Pertanian

Kamis, 16 Agustus 2012

Revitalisasi pertanian yang dicanangkan Presiden RI pada tanggal 11 Juni 2005 antara lain bertujuan untuk meningkatkan produksi padi menuju swasembada beras dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional. Berbagai upaya peningkatan produksi padi terus dilakukan melalui program kebijakan program pemerintah yang tentunya harus didukung oleh teknologi inovasi yang dapat mendongkrak produksi padi.

Revitalisasi pertanian yang dicanangkan Presiden RI pada tanggal 11 Juni 2005 antara lain bertujuan untuk meningkatkan produksi padi menuju swasembada beras dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional. Berbagai upaya peningkatan produksi padi terus dilakukan melalui program kebijakan program pemerintah yang tentunya harus didukung oleh teknologi inovasi yang dapat mendongkrak produksi padi. Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar rakyatnya hidup dari pertanian. Pada awalnya kondisi alam, cuaca dan budaya masyarakat di Indonesia sangat mendukung sektor pertanian ini dimana tanah Indonesia merupakan tanah yang sangat subur dan produktif sehingga pertanian memang cocok untuk terus dikembangkan di Indonesia. Namun dalam perkembangannya secara umum semakin lama kondisi tanah pertanian di Indonesia semakin rendah tingkat kesuburannya yang berdampak kepada semakin menurunnya tingkat produksi pertanian.
Untuk meningkatkan hasil produksi (khususnya padi) biasanya petani mengupayakannya dengan meningkatkan biaya produksi diantaranya berupa peningkatan penggunaan kuantitas dan kualitas benih, pupuk dan pestisida. Pada awalnya penambahan biaya produksi ini bisa memberikan peningkatan kepada hasil pertanian, namun untuk selanjutnya tingkat produksi kembali menurun. Salah satu harapan sebagai solusi terbaik bagi pertanian di Indonesia dalam peningkatan hasil produksi yaitu melalui pola pertanian dengan metoda System of Rice Intensification (SRI). SRI merupakan salah satu pendekatan dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan. Dengan pola tanam padi metode SRI diharapkan dapat memberikan tambahan produksi sebanyak 1,5 ton/Ha , sehingga dapat berkontribusi dalam mensukseskan program surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014. Salah satu teknologi inovasi pengelolan padi yang saat ini terus berkembang yaitu melalui pendekatan System of Rice Intensification (SRI). Di Jawa Barat Budidaya padi dengan sistem SRI telah berkembang di beberapa daerah misalnya di Kabupaten Ciamis, Garut, Kuningan dengan hasil lebih tinggi dibanding dengan cara kebiasaan petani. Di Indonesia pengertian SRI adalah usahatani padi sawah irigasi secara intensif dan efisien dalam pengelolaan tanah, tanaman serta air. Melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal serta berbasis pada kaidah ramah lingkungan (Departemen Pertanian, 2005). Teknologi SRI di Indonesia lebih menitikberatkan pada penggunaan pupuk organik, begitu juga dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit hanya mengandalkan pestisida nabati, sehingga dapat menghasilkan padi organik.
Pada prinsipnya komponen teknologi yang diterapkan pada system SRI tidak jauh berbeda dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badanlitbang Pertanian). PTT menekankan pada pendekatan sumberdaya alam untuk meningkatkan produktivitas padi, dengan prinsip menggabungkan kaidah efisiensi, sinergis, dan dinamis secara partisipatif (Badanlitbang Pertanian, 2007). 

KEUNGGULAN METODE SRI 
Ø Hemat air; selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen air diberikan macak-macak atau maksimal digenangi setinggi 2 cm. Pada waktu pengeringan tanah dibiarkan sampai retak 
Ø Hemat biaya; benih hanya 5 kg/ha, efisiensi upah tanam pembibitan 
Ø Hemat waktu; umur bibit muda, waktu panen akan lebih awal
Ø Produksi meningkat; hasil dibeberapa lokasi mencapai 11 ton/ha 
Ø Ramah lingkungan; tidak menggunakan bahan-bahan (pupuk, pestisida) an-organik 
PRINSIP BUDIDAYA METODE SRI 
Ø Bibit harus muda; kurang dari 12 hari setelah semai 
Ø Bibit ditanam 1 tanaman / lubang; jarak tanam 30 x 30 cm, 35 x 35 cm atau lebih 
Ø Pindah tanam harus sesegera mungkin; harus hati-hati agar akar tidak terputus dan ditanam dangkal 
Ø Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu dikeringkan sampai pecah (irigasi berselang/terputus) 
Ø Penyiangan dilakukan sejak awal sekitar 10 hst, dilakukan 2-3 kali dengan interval 10 hari 
Ø Menggunakan pupuk organik TEKNIK BUDIDAYA PADI METODE SRI 
Ø Persiapan Benih Sebelum benih direndam daam air biasa, benih direndam dalam air garam. Benih yang baik untuk ditanam adalah benih yang tenggelam dalam larutan garam tersebut. Kemudian benih yang terpilih (tenggelam) direndam selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2 hari. Selanjutnya disemaikan dalam media tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1 di dalam wadah segi empat (besek/pipiti) ukuran 20 x 20 cm, setelah 7-10 hari benih sudah siap tanam 
Ø Pengolahan Tanah Pengolahan tanah untuk SRI tiadak berbeda dengan cara pengolahan yang dilakukan oleh petani. Pengolahan tanah secara sempurna dengan traktor sampai terbentuk lumpur, kemudian diratakan 
Ø Pemupukan Pemberian pupuk diarahkan kepada perbaikan kesehatan tanah dan penambahan unsur hara berkurang. Kebutuhan pupuk organik pertama setelah sistem konvensional adalah 10 ton/ha dan diberikan sampai 2 musim tanam. Setelah kondisi tanah terlihat membaik, maka pemberian pupuk organik bias berkurang disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap pengolahan tanah kedua agar pupuk menyatu dengan tanah. 
Ø Pemeliharaan Sistem tanam SRI tidak membutuhkan genangan air yang terus menerus, cukup dengan kondisi tanah yang basah. Penggenangan hanya dilakukan untuk mempermudah pemeliharaan. Pada prakteknya pengelolaan dapat dilakukan sebagai berikut: - Umur 1-10 hst, tanaman padi digenangi air dengan ketinggian 1-2 cm - Pada umur 10 hst dilakukan penyiangan. - Setelah dilakukan penyiangan tanaman tidak digenangi - Apabila masih memerlukan penyiangan, maka 2 hari menjelang penyiangan, tanaman digenangi - Pada saat tanaman berbunga, tanaman digenangi - Setelah padi matang susu tanaman tidak perlu digenangi sampai panen. 
MANFAAT METODE SRI 
 Secara umum manfaat pengelolaan tanaman dengan metode SRI adalah : 
- Hemat air; kebutuhan air antara 20-30% lebih sedikit dengan cara biasa (konvensional) 
- Memperbaiki kondisi tanah (kesuburan dan kesehatan tanah) 
- Menghasilkan produksi beras sehat, tidak mengandung residu pestisida membentuk petani mandiri; tidak tergantung pada pupuk dan pestisida buatan

Read More......

Rabu, 15 Agustus 2012

Infrastruktur dan sarana merupakan salah satu faktor penting dalam proses usahatani, diantaranya infrastruktur irigasi. Infrastruktur irigasi sangat menentukan ketersediaan air yang berdampak langsung terhadap kualitas dan kuantitas tanaman khususnya padi. Infrastruktur dan sarana merupakan salah satu faktor penting dalam proses usahatani, diantaranya infrastruktur irigasi. Infrastruktur irigasi sangat menentukan ketersediaan air yang berdampak langsung terhadap kualitas dan kuantitas tanaman khususnya padi. Pemberian air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa: bendungan, bendung, saluran primer dan sekunder, box bagi, bangunan-bangunan ukur, dan saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani (TUT). Rusaknya salah satu bangunan-bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem yang ada, sehingga mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi menjadi menurun. Apabila kondisi ini dibiarkan terus dan tidak segera diatasi, maka akan berdampak terhadap penurunan produksi pertanian yang diharapkan, dan berimplikasi negatif terhadap kondisi pendapatan petani dan keadaan sosial, ekonomi disekitar lokasi. Demikian halnya dengan jaringan irigasi yang terletak di Dusun Nangorak Desa Margamekar Kecamatan Sumedang Selatan, jaringan irigasi yang mengairi areal pesawahan di sekitar Dusun Nangorak dengan jumlah areal yang mendapat pelayanan irigasi dari jaringan irigasi ini mencapai lebih dari 100 Ha, mengalami kerusakan dimana-mana, bangunan lining, dan box-box pembagi sudah mengalami kebocoran dan sebagian roboh, selain itu kondisi di beberapa titik berpotensi mengakibatkan kelongsoran yang mengancam pemukiman penduduk.
Memperhatikan kondisi tersebut Kelompok Tani "Cipta Tali Wargi" di bantu oleh Penyuluh Pertanian dan dari pihak UPTD Bina Usaha Pertanian setempat mengajukan proposal permohonan dana bantuan untuk melakukan rehabilitasi jaringan irigasi, dan pada Tahun 2012 Kelompok Tani Cipta Tali Wargi mendapat bantuan dari Dana Bantuan Sosial Tugas Pembantuan Kementerian Pertanian RI beruta Dana untuk Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi (Rehabilitasi Jaringan Irigasi), melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sumedang. Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi ini di mulai pada Bulan April sampai dengan Bulan Juli 2012, dilaksanakan secara swakelola/ gotong royong para anggota kelompok tani dengan di bimbing oleh petugas terkait dari penyuluh, dan dari Dinas Pertanian, kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat sehingga dana yang tersedia dapat dipergunakan dengan optimal. Dari dana yang ada maka terbangun jaringan irigasi, berupa : Rehab Lining, Rehab Box Pembagi, Rehab Terjunan dan panjang jaringan irigasi yang terbangun mencapai lebih dari 300 meter. Dengan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi ini diharapkan kebutuhan air irigasi sewcara kualitas dan kuantitas dapat lebih terjamin sehingga dapat membantu dalam mengembangkan usaha tani dan akhirnya dapat meningkatykan pendapatan serta kesejahteraan petani.

Read More......

Kaji terap adalah tes bahan informasi pertanian dan merupakan metode penyuluhan pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petani-nelayan dalam memilih paket teknologi usahatani yang telah direkomendasikan sebelum didemonstrasikan dan atau dianjurkan. Pelaksanaan kaji terap ini dilaksanakan pada kondisi petani yang sebenarnya dengan bimbingan penyuluh pertanian dari Dinas-dinas lingkup pertanian yang terkait. Materi teknologi dalam kegiatan kaji terap diperoleh melalui penyelenggaraan ”Temu Tugas”. Temu tugas adalah pertemuan berkala antara pengemban fungsi penyuluhan, penelitian, pengaturan dan pelayanan dalam rangka pemberdayaa petani-nelayan beserta keluarganya. Tujuannya adalah untuk menghimpun bahan informasi pertanian berupa hasil penelitian, kebijakan pengaturan/pelayanan, masalah-masalah yang memerlukan pemecahan segera. Selain itu pula bertujuan untuk memperoleh kesepakatan dalam rangka penyelenggaraan kaji terap sekaligus untuk penyampaian umpan balik.Kaji terap adalah tes bahan informasi pertanian dan merupakan metode penyuluhan pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petani-nelayan dalam memilih paket teknologi usahatani yang telah direkomendasikan sebelum didemonstrasikan dan atau dianjurkan. Pelaksanaan kaji terap ini dilaksanakan pada kondisi petani yang sebenarnya dengan bimbingan penyuluh pertanian dari Dinas-dinas lingkup pertanian yang terkait. Materi teknologi dalam kegiatan kaji terap diperoleh melalui penyelenggaraan ”Temu Tugas”. Temu tugas adalah pertemuan berkala antara pengemban fungsi penyuluhan, penelitian, pengaturan dan pelayanan dalam rangka pemberdayaa petani-nelayan beserta keluarganya. Tujuannya adalah untuk menghimpun bahan informasi pertanian berupa hasil penelitian, kebijakan pengaturan/pelayanan, masalah-masalah yang memerlukan pemecahan segera. Selain itu pula bertujuan untuk memperoleh kesepakatan dalam rangka penyelenggaraan kaji terap sekaligus untuk penyampaian umpan balik. Pada Tahun 2012, UPTB Sumedang Kota mendapat bantuan untuk melaksanakan Kaji Terap yang dilaksanakan dilahan petani di blok Dangdeur Desa Baginda Kecamatan Sumedang Selatan yang dilaksanakan mulai Bulan April sampai dengan Bulan Juli 2012. Komponen utama pelaksanaan Kaji Terap ini adalah penggunaan jajar legowo, dengan melakukan pengamatan pada perlakuan legowo 4, legowo 3, legowo 2 dan dengan pembanding tanpa legowo serta perlakuan petani di sekitar lokasi kaji terap. Tujuan dari pelaksanaan Kaji Terap ini adalah untuk : 1. meyakinkan kesesuaian paket teknologi usaha tani dengan kebutuhan dan kemampuan serta kondisi agroekosistem petani di wilayah kaji terap. 2. mempercepat penyebaran informasi paket teknologi pertanian yang telah direkomendasikan secara umum.

Read More......