Direktori Indonesia - Indonesian free listing directory, SEO friendly free link directory, a comprehensive directory of Indonesian website. Active Search Results SEPUTAR PERTANIAN: SAYURAN
Seputar Pertanian, Bersama Mendukung Pembangunan Pertanian

SAYURAN


Asparagus
(Asparagus (Ingg.), Asparagus officinalis L. (Latin)) Famili: Liliaceae
Asal:
  • Asli Eropa dan Asia.  Ditemukan tumbuh liar di Eropa, Afrika Barat Laut, Asia ke Timur sampai Iran.  Dibudidayakan lebih dari 2000 tahun lalu dan digunakan sebagai makanan dan obat-obatan oleh bangsa Yunani dan Roma.
Deskripsi:
  • Tanaman perennial, tinggi 1-3 m, dioecious dengan akar menyebar dan tidak menembus dalam.  Tanaman jantan menghasilkan rebung yang lebih besar dibandingkan tanaman betina.  Ada dua jenis rebung asparagus, yaitu yang berwarna putih dan yang berwarna hijau.
Bagian yang dikonsumsi:
  • Rebung muda
Budidaya:
  • Memerlukan cahaya penuh dan drainase baik. 
  • Membutuhkan tanah yang subur dan berdrainase baik sehingga akar tidak busuk. 
  • Harus tersedia makanan yang cukup di permukaan tanah agar rebung baik.
  • Benih direndam 2 hari sebelum semai atau pada suhu 25 – 35 o C (3-5 hari) dan dikeringkan.
  • Perkecambahan benih bisa 2-6 minggu tergantung suhu, kelembaban tanah dan kedalaman tanam.  Pada suhu di bawah 20 o C, perkecambahan berlangsung sangat lambat.
  • Pada tanah asam ditambah kapur (tidak tahan asam, pH optimal 6 – 6.7)
  • Pemupukan dilakukan secara top dressing dengan N dan K tinggi, P rendah.
Panen:
  • Panen dapat dilakukan mulai umur 6-9 bulan.  Panen dilakukan dengan memotong rebung dan kemudian menimbun kembali sekeliling tanaman dengan tanah/kompos.

Bawang Bombai
(Onion (Ingg.), Allium cepa (Latin)) Famili: Alliaceae
Asal:
  • Daerah Asia, mungkin dari Palestina atau India.
Deskripsi:
  • Tanaman herba biennial yang dibudidayakan sebagai tanaman annual kecuali untuk produksi benih.  
Suhu:
  • 13 - 24 °C
Budidaya:
  • Perbanyakan bisa melalui benih (disemai 6 - 10 minggu sebelum transplant) atau dengan umbi
  • Hasil yang lebih besar didapatkan dari pupuk N yang berasal dari ammonium sulfat dibandingkan dari sumber lain, namun jangan terlalu tinggi karena akan meracuni tanaman
Panen:
  • Bila daun terlihat layu. Namun di daerah tropik seringkali daun masih segar  sehingga panen dilakukan dengan keadaan daun yang masih segar

Bawang Merah
(Shallot (Ingg.), A. cepa var. aggregatum/A. ascaloricum (Latin))  Famili: Alliaceae
Asal:
  • Daerah Asia Barat.  Dibudidayakan di Mesir 3500 SM. 
Bagian yang dikonsumsi:
  • Umbi dan terkadang juga daunnya
Deskripsi:
  • Tanaman perennial dan jarang menghasilkan biji.
Suhu:
  • 25 - 32 °C
Budidaya:
  • Perbanyakan melalui umbi (karena tanaman dari benih tidak sama dengan tanaman induk)
  • Membutuhkan pupuk dengan kandungan N, P dan K tinggi
  • Penanaman dilakukan pada bedengan yang ditinggikan (sistem surjan)
  • Ujung umbi dipotong 1/3-nya untuk mempercepat tumbuh tunas
  • Meskipun tidak menyukai hujan, bawang merah membutuhkan banyak air.  Penyiraman dilakukan setiap hari pagi dan sore hari mulai saat tanam hingga satu minggu sebelum panen.
Panen:
  • Bila daun terlihat menguning

Bawang Putih
(Garlic (Ingg.), A. sativum (Latin)) Famili: Alliaceae   
Asal:
  • Daerah Eropa Selatan.  Tidak disukai oleh bangsa Romawi karena aromanya yang menyengat namun diberikan sebagai makanan kepada para pekerja dan tentara.  Digunakan di Inggris awal abad 16.
Bagian yang dikonsumsi:
  • Umbi
Deskripsi:
  • Tanaman monokotil dengan daun pipih dan padat tidak seperti daun bawang merah/bombai yang berbentuk tabung.  
Suhu:
  • Membutuhkan suhu rendah (dataran tinggi), namun sekarang banyak ditanam di dataran rendah.
Budidaya:
  • Tanah yang asam dikapur hingga pH-nya 6.5-7.5
  • Penanaman melalui siung bawang putih bagian luar (sebaiknya yang telah disimpan selama beberapa bulan dengan suhu 5 o C untuk merangsang pengumbian)
  • Sumber pupuk N sebaiknya juga yang mengandung S untuk menambah aroma
Panen:
  • Bila daun sudah terlihat layu (90-120 hari)

Bawang Bakung/Semprong
(Japanese Bunching Onion/ Welsh Onion (Ingg.), A. fistulossum (Latin)) Famili: Alliaceae
Asal:
Tanaman ini telah ditanam sejak berabad-abad yang lalu di Cina dan Jepang
Deskripsi:
Tanaman perennial yang dibudidayakan secara annual atau biennial.  Tanaman tidak menghasilkan umbi. Daun berbentuk bulat panjang, berlubang seperti pipa
Bagian yang dikonsumsi:
  • Daun
Suhu:
  • 18 - 25 °C
Budidaya:
  • Perbanyakan melalui benih atau pemisahan tanaman.
  • Pemutihan batang dilakukan dengan menimbun tanah ke batang secara bertahap.

Bawang Prei
(Leek (Ingg.), A. porrum (Latin)) Famili: Alliaceae
Asal:
  • Daerah Mediterania dan telah dibudidayakan sejak jaman prasejarah.  Tanaman ini telah dikenal oleh bangsa Yunani kuno dan Roma.
Deskripsi:
  • Tanaman biennial dengan pelepah daun yang panjang dan pipih/tidak berlubang.  Tanaman tidak menghasilkan umbi.
Suhu:
  • 11 - 23 °C
Bagian yang dikonsumsi:
  • Batang dan daun
Budidaya:
  • Perbanyakan melalui benih yang disemaikan terlebih dulu baru ditransplant ke lapang
  • Batang diblansir dengan cara tanaman ditanam agak dalam dan ditimbun secara bertahap dengan tanah (penimbunan jangan terlalu awal karena akan membuat tanaman muda busuk)

Bawang Kucai
(Chive (Ingg.), A. schoenoprasum (Latin)) Famili: Alliaceae
Asal:
  • Eropa
Deskripsi:
  • Tanaman perennial, daunnya kecil-kecil, panjang dan pipih serta berwarna hijau tua.  Tumbuh mengelompok membentuk rumpun dan umbi kecil
Bagian yang dikonsumsi:
  • Daun
Budidaya:
  • Perbanyakan dapat melalui biji atau pemisahan rumpun tanaman
  • Sebaiknya tanaman dibongkar dan ditanam kembali setelah 2-3 tahun agar pertumbuhannya lebih baik
Panen:
  • Potong daun dengan pisau (pemotongan daun akan merangsang pertumbuhan baru)

Bayam
(Chinese spinach (Ingg.), Amaranthus tricolor (Latin)) Famili: Amaranthaceae
Asal:
  • Daerah Amerika Tropis. Dalam perkembangannya dari Amerika Latin, bayam dipromosikan sebagai tanaman pangan  sumber protein terutama bagi negara-negara berkembang.
Deskripsi:
  • Tanaman annual. Batang utama tegak dengan beberapa cabang lateral  membentuk semak dalam pertumbuhannya. Beberapa jenis bayam memiliki cabang lateral lebih pendek. Tinggi tanaman dapat mencapai 150 cm. Batang terutama hijau muda  atau kemerahan. Daunnya sederhana dengan tulang daun  yang jelas berkisar dari warna  hijau muda, hijau sampai kemerahan.  A. tricolor termasuk jenis varietas bayam cabut.  Varietas lainnya adalah A. dubius yang termasuk bayam petik dengan daun lebar berwarna hijau tua atau kemerah-merahan dengan masa vegetatif yang lebih lama daripada bayam cabut serta A. cruentus yang dapat dijadikan bayam cabut maupun bayam petik dengan daun lebar dan berwarna hiaju keabuan, namun lebih cocok tumbuh di dataran tinggi.
Kandungan Gizi:
  • Vitamin A, BI, B2 dan C serta unsur Ca, Fe, dan P.
Budidaya:
  • Penanaman melalui benih yang ditebar langsung (bisa dengan alur atau tebar merata)
  • Setelah tanaman cukup besar dilakukan panen yang sekaligus merupakan penjarangan tanaman (3-4 MST) pada bayam cabut dan 1-1.5 BST pada bayam petik dengan interval waktu pemetikan seminngu sekali.

Bit
(Beet (Ingg.), Beta vulgaris L.) Famili: Chenopodiaceae
Asal:
  • Diduga berasal dari eropa dan dibudidayakan oleh bangsa Yunani.  Bit merah dikembangkan kemudian oleh Bangsa Romawi.  Bit hasil pemuliaan pertama dicatat di Jerman tahun 1558 dan di Inggris  tahun 1576.  Budidaya bit untuk produksi gula dimulai di Silesia tahun 1801 ditunjang oleh Perang Napoleon ketika Inggris memblokade Perancis dan memotong jalur suplai gula dari India Barat.
Budidaya:
  • Memerlukan cahaya penuh.
  • Tanah berdrainase baik.
  • Jarak tanam 15 – 30 cm.
  • Satu cluster benih bisa lebih dari satu benih sehingga perlu dilakukan penjarangan jika ditanam langsung.  Pada benih monojam hanya terdiri dari satu benih sehingga tidak perlu dijarangkan. 
  • Rendam benih di air hangat 1,5 hari sebelum tanam.

Brokoli
(Broccoli (Ingg.), B. oleraceae var. italica (Latin)) Famili: Brassicae
Asal:
  • Tiba di Itali dari Kreta, Cyprus/ Mediterania pada abad ke-17
Bagian yang dikonsumsi:
  • Bunga dan tangkainya (warna bunga hijau ungu/putih)
Suhu:
  • 16 °C
Budidaya:
  • Tanah berdrainase baik dengan kadar N agak rendah
  • Penyemaian hingga siap tanam: 1-1,5 bulan
Panen:
  • 2-3 BST (dilakukan pada saat bunga belum membuka dan masih kompak)

Buncis
(Bean (Ingg.), Phaseolus vulgaris (Latin)) Famili: Leguminosae
Asal:
  • Berasal dari Amerika Tengah (Mexico Selatan, Guatemala dan Honduras).  Biji yang ditemukan di gua Cuitarrero, Peru menunjukkan tahun 6000 SM dan dari gua di lembah Tehuacan di Mexico Tengah menunjukkan tahun 4000 SM.  Buncis dibawa ke Eropa pada awal abad 16 dan ditanam di Inggris oleh Gerard sebelum 1597.  Mula-mula varietas yang ditanam adalah tipe merambat, buncis tipe semak baru ditanam pada awal abad 18.
Deskripsi:
  • Tanaman annual merambat.  Terdapat dua tipe seperti kapri, yaitu tipe merambat dan semak/perdu.
Bagian yang dikonsumsi:
  • Polong yang masih muda
Suhu: 
  • 16 - 30 °C
Budidaya:
  • Dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, namun untuk pembentukan nodul akar yang baik diperlukan tanah ringan dengan drainase dan aerasi yang baik
  • Benih ditanam langsung (dianjurkan yang telah diberi fungisida/seed treatment)
  • Tanaman merambat diberik ajir (bisa ditanam setelah jagung untuk tempat merambat)
  • Pengairan yang cukup
Panen:
  • 1,5 – 2,5 BST (polong masih renyah)

Cabai
(Pepper (Ingg.), Capsicum annuum (Latin)) Famili: Solanaceae
Asal:
  • Cabai berasal dari dunia baru (Meksiko, Amerika Tengah dan Pegunungan Andes di Amerika Selatan).  Penyebab rasa pedas pada cabai adalah capsaicin yang bervariasi menurut varietas dan dipengaruhi iklim.  Cuaca panas merangsang cabai menjadi lebih pedas.
Deskripsi:
  • Tanaman semak perennial berumur pendek, warna bunga tergantung spesies.  Sistem perakarannya agak menyebar, daun hati berbentuk hati lonjong atau bulat telur dengan letak yang berselang-seling. Batang utamanya tegak dan berkayu pada pangkalnya, dengan tinggi tanaman 30-75 cm.
  • Bunga pertama muncul dari puncak sumbu utama dan untuk selanjutnya akan muncul ketiak daun. Warna mahkota bunga putih sampai ungu. Buah dapat berwarna hijau atau ungu (muda) dan merah, jingga atau kuning (tua).  Bentuk buah bervariasi mulai dari linier, kerucut, bulat atau gabungan dengan posisi buah tegak, landai atau menggantung, tergantung kultivar.  
Jenis Cabai:
  • Cabai besar (Capsicum annuum)
    • Cabai merah (Chili Peppper (Ingg.), C. annuum var. longum (Latin))
    • Paprika (Bell Pepper (Ingg.),C. annuum var grossum)
    • Cabai hijau (C. annum var. annuum)
  • Cabai kecil/cabai rawit. (Tobasco pepper (Ingg.), C. futescens (Latin))
    • Cabai jemprit
    • Cabai ceplik
    • Cabai putih
Varietas Cabai Merah:
  • TM-999.  Varietas cabai keriting hibrida ini memiliki pertumbuhan yang sangat kuat dan kokoh.  Pembungaannya berlangsung terus-menerus sehingga dapat dipanen dalam jangka waktu yang panjang.  Ukuran buahnya 12.5 cm x 0.8 cm dengan berat buah 5-6 g.  Rasanya sangat pedas, cocok untuk digiling dan dikeringkan.  Hasul per tanaman berkisar 0.8-1.2 kg.
  • TM 888. Varietas hibrida ini memiliki sosok tanaman yang besar dan daun lebih lebar dari TM 999. Adaptasi yang baik terhadap kondisi lingkungan yang panas, tahan serangan phytaphthora & anttraknosa. Panjang buah 13,5  x 1,4 cm dengan berat buah 7-8 g.
  • SALERO.  Berpenampilan menarik seperti umumnya cabai keriting lo­kal.  Varietas ini memiliki adaptasi penanaman yang cukup luas dengan produktivitas per hektar cukup tinggi.
  • TARO.  Varietas Taro mempunyai ukuran buah yang sedikit lebih besar dibandingkan caabai keriting TM-999.  Sosok tanamannya besar dan kekar dengan ruas percabangan panjang.  Tanaman ini mampu ber­produksi baik di dataran rendah sampai menengah ( sampai 1000 m dpl).  Hasil per tanaman berkisar 0.75-1.2 kg, tergantung kondisi terakhir tanaman.
  • KUNTHI.  Mempunyai bentuk buah keriting, kulit kasar, ujung runcing, rasa pedas dan seragam seperti cabai keriting lokal.  Tanaman kokoh dan dapat beradaptasi di dataran rendaah, sedang sampai tinggi.  Masa panennya panjang sehingga produksi buahnya pun tinggi dengan potensi hasil 20 ton per hektar.  Kualitas buah yang ba­gus menyebabkan varietas ini dikonsumsi segar dalam bentuk cabai hijau maupun merah dan dapat dikeringkan.
  • CTH-01.  Cabai keriting hibrida ini mempunyai bentuk buah yang benar-benar keriting.  Cabai ini mulai banyak ditanam petani, meskipun selama ini pengembangannya masih bertumpu pada daerah dataran rendah, namun cabai CTH-01 pun sebenarnya mampu berproduksi dan tumbuh dengan baik di datar­an menengah hingga tinggi.  Cabai ini cocok untuk konsumsi segar maupun dikeringkan, dengan produksi per hektanya mampu mencapai lebih dari 20 ton.
  • HOT BEAUTY. Varietas cabai besar ini sering disebut dengan cabai TW. Buahnya mempunyai ukuran 13 x 1,4 cm dengan bobot 7,5 gram per buah. Rasa kurang pedasdan warna merah menggiurkan. Bentuk buah besar dan daging buah yang tipis. Tetap segar selama satu minggu sejak petik. Masa panen lebih panjang dan dapat ditanam di dataran rendah atau tinggi.
  • LONG CHILI. Ukuran buah lebih besar dari hot beauty dan hero. Buah berukuran 18 x 2 cm dan bobot 18 gram per buah. Warna buah merah menyala saat masak. Bentuk buah ramping, kulit mulus dan berdaging tebal. Mampu berproduksi 2 kg per tanaman. Hanya mampu berproduksi di dataran tinggi 800-1500 m dpl.
  • HERO. Varietas ini berukuran 15 x 1,8 cm dan bobot rata-rata 16 gram per buah. Mampu berpraduksi 1,9-2,1 kg pertanaman. Cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 400-800 m dpl, tapi bisa juga beradaptasi di dataran rendah 50-200 m dpl. Peka terhadap antraknosa, sehingga lebih baik ditanam pada musim kemarau.
  • RABU.  Varietas ini cocok dikembangkan di dataran rendah sampai menengah (0-800 mdpl).  Penampakan tanaman kokoh dengan percabangan banyak serta bertajuk lebat dan kompak.   Varietas ini mempunyai kemurnian genetis tinggi sehingga dalam satu hamparan pertanaman tampak seragam.  Tahan terhadap serangan hama trips dan penyakit patek/antraksnosa.  Buahnya silindris lurus, ujung runcing, padat, daging tebal, rasa pedas dan warnanya merah tua mengkilap pada saat masaak.  Panen perdana berlangsung sekitar 70-75 HST (hari setelah tanam) dengan hasil 1.0-1,5 Kg/tanaman atau sekitar 18-27 ton/ha.  Buahnya tahan terhadap pengangkutan jarak jauh.
  • MARATON.  Seperti halnya Prabu, varietas Maraton pun cocok di tanam di dataran rendah sampai menengah.  Penampakan fisik tegak dan kokoh serta memiliki tajuk yang lebih lebat dan kompak.  Varietas ini mempunyai kemurnian genetik tinggi, tahan terhadap seranaan penyakit layu Pseudomonas, patek/antraksnosa, dan bercak daun bak­teri.  Sangat cocok ditanam  pada akhir musim kemaraau atau musim hujan.  Berat rata-rata per buah mencapai 12. 5-14.3 g.  Panen per­dana berlangsung sekitar 70-75 HST dengan hasil 1.0-1.5 Kg/tanaman atau sekitar 18-27 ton/ha.  Buahnya tahan dalam penyimpanan dan transportasi jarak jauh.
  • ARIMBI-513.  Memiliki penampilan yang kokoh serta cabang yang kekar dan lebar.  Varietas ini relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit, terutama layu bakteri.  Buahnya besar, halus ujung lan­cip, panjang 13 cm, diameter 2 cm, warna merah, kompak dan sangat berkualitas. Produksi buah berlangsung terus-menerus dan mulai dapat dipanen pada umur 80 HST.  Rata-rata produksi 1.25-1.5 Kg/tanaman atau 22.5-27.0 ton dengan populasi 18.000 tanaman per hektar.  Buahnya tahan pengangkutan jarak jauh dan dapat dipasarkan lokal maupun ekspor.
  • CAKRA PUTIH.  Varietas cabai rawit ini berwarna putih kekuningan yang berubah merah cerah saat masak.  Pertumbuhan tanman sangat kuat dengan membentuk banyak percabangan.  Posisi buah tegak ke atas dengan bentuk agak pipih dan rasa sangat pedas.  Mampu menghasilkan  buah 12 ton per hektarnya dengan rata-rata  300 buah per tanaman, dipanen pada umur 85-90 HST.  Cakra putih ini pun tahan terhadap serangan penyakit antraksnosa.
  • CAKRA HIJAU.  Varietas cabai rawit ini mampu beradaptasi dengan baik di dataran rendah maupun tinggi.  Saat tanaman muda buahnya berwarna hijau dan setelah masak berubah merah.  Potensi hasilnya 600 g per tanaman atau 12 ton per hektar. Rasanya pedas, tahan ter­hadap serangan hama dan penyakit yang biasa menyerang cabai.  Panen berlangsung pada umur 80 HST.
Suhu:
  • 18 – 27 °C
  • Suhu yang terlalu tinggi tapi kelembaban rendah meningkatkan laju transpi­rasi yang mengakibatkan bunga dan buah rontok.
Budidaya:
  • Tanah subur dan berdrainase baik
  • Relatif tahan terhadap kemasaman tanah
  • Semai – transplant: 4 – 5 minggu
  • Pewiwilan
  • Pada curah hujan tinggi bunga akan mudah gugur
Panen:
  • 2 – 3 BST, interval panen 2-3 hari.
  • Pada cabai merah atau cabai keriting, pemanenan dapat dilakukan hingga 6 bulan. Untuk cabai rawit bisa mencapai 2 tahun. Cara pemetikan buah cabai dari pohonnya perlu diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan pada tanaman cabai sehingga bisa berproduksi secara optimal.  Suhu optimal untuk penyimpanan cabai 7-10 o C. Jika disimpan di bawah suhu ini dapat menimbulkan chilling injury yang merusak buah rusak.
Hama dan Penyakit:
  • Ulat grayak
    Gejala serangan tampak berupa lubang-lubang pada daun. Pengendalian secara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida, seperti Baythroid 50 EC, Alsystin 25 WP, Curacorn. Volume semprotnya kira-kira 500 l air/ha.
  • Penyakit bercak daun cercospora
    Penyebabnya Cercospora capsici, dengan gejala serangan bercak coklat pada daun yang terserang yang lama-kelamaan membesar dan menyebabkan gugurnya daun. Selain dengan cara memangkas dan membakar daun yang terserang, cara pengendalian yang lain adalah dengan menyemprotkan fungisida seperti Topsin M 70 WP, Delsen MX-200 sebanyak 1-2 kg/ha.
  • Penyakit Antraknosa
    Penyebabnya Gleosporium piperatum dan Colletotrichum capsici. Gejala ditandai dengan pembusukan pada bauh cabai yang terserang. Penyakit ini dapat menyerang buah baik di lapang maupun di tempat penyimpanan. Selain dengan cara budidaya yang baik dan sanitasi lahan dapat dilakukan pengendalian secara kimiawi seperti pada penyakit bercak daun.
  • Virus
    Virus yang menyerang cabai antara lain Tobacco mosai virus, cucumber mosaic virus. Pada Cucumber mosaic virus gejala serangannya tulang daun mengering dan daging daun hijau tua. Pengendalain tanaman yang terserang virus agar tidak menyebar dalah dengan cara eradikasi (dimusnahkan).
  • Rebah kecambah (Damping-off)
    Penyebabnya Phytium, Rhizoctonia solani dan Phytophtora. Penyakit ini ditandai dengan kegagalan benih untuk berkecambah atau kematian bibit segera setelah pemunculan. Pencegahan penyakit ini adalah dengan merendam benih dalam larutan fungisida yang sesuai, mencelupkannya selama 5 menit dalam larutan Natrium hipoklorit 0,5 % atau dengan merendam dalam air panas (50 o C) selama 1 jam. Pencegahan pada persemaian bisa dengan penaburan kapur secukupnya di atas permukaan persemaian.



    Jagung Manis
    (Sweet Corn(Ingg.), Zea mays subspp. sacchorata (Latin)) Famili: Graminae
    Asal:
    • Jagung berasal dari daerah Amerika tropis yang merupakan pangan penting di Meksiko, Amerika Tengah dan negara-negara di Amerika Selatan, namun tidak ditemukan tipe tanaman liar di daerah tersebut.  Tongkolk jagung yang ditemukan di lima gua di lembah Tehuacan di Meksiko Selatan menunjukkan 5400-7200 tahun lalu.  Fosil serbuk sari jagung yang ditemukan di Meksiko berusi 80.000 tahun.
    Deskripsi:
    • Tanaman monoceious semusim herba penghasil biji.  Jagung secara umum digunakan baik sebagai sayuran (baby corn), makanan utama maupun pakan ternak.  Jagung manis disukai karena rasanya yang manis dan banyak dijual sebagai jagung rebus atau bakar. Endosperma jagung manis mengandung lebih banyak gula (5-6 %) daripada jagung biasa (2-3%). Selain itu yang membedakan jagung manis dan jagung biasa adalah tanaman jagung manis lebih pendek, batang dan tongkol lebih kecil dan kematangannya lebih cepat.  Daun jagung manis juga berukuran lebih kecil dibandingkan jagung biasa. Biji jagung manis yang masih muda berwarna jernih dan bercahaya, tetapi kemudian keriput setelah biji tua. 
    Suhu:
    • 21-30 °C
    Budidaya:
    • Pada hari pendek jagung cepat berbunga, namun hari yang sangat pendek (8 jam penyinaran) dan suhu rendah (< 22 o C) menunda pembungaan
    • Membutuhkan pemupukan (N, P dan K) yang tinggi dan pemberian pupuk kandang
    Kandungan Gizi:
    • Penghasil energi, jagung kuning kaya provitamin A. Biji jagung manis mengandung banyak sukrosa.  Selain itu kandungan lemaknya lebih tinggi dibandingkan dengan jagung biasa. 

    Jahe
    (Zingiber officinale) Famili: Zingiberaceae
    Deskripsi:  
    • Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna umbi, jahe dibagi menjadi:
      • Jahe putih besar (jahe badak)
      • Jahe putih kecil
      • Jahe kuning (jahe emprit)
      • Jahe merah (jahe sunti)
    • Berdasarkan ukuran rimpang, jahe dibagi menjadi:
      • Kelas I (> 250 g)
      • Kelas II (150-250 g)
      • Kelas III (<150 g)
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Rimpang
    Budidaya:
    • Tanah lembab tapi berdrainase baik
    • Rimpang ditanam agak dalam, tunas yang tumbuh dibumbun dengan tanah bercampur kompos atau pupuk kandang. 
    Panen:
    • 8-9 BST, produksi 20 ton/ha

    Jamur Merang
    (Straw Mushroom (Ingg.), Volvariella volvaceae (Latin)) Famili: Agaricaceae
    Asal:
    • Budidaya sudah dimulai di Cina berabad-abad silam, namun baru disebutkan dalam literatur tahun 1822.
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Tubuh buah (Sporangium)
    Suhu: 
    • 30 °C
    Budidaya:
    • Media tumbuh: merang
    • Cahaya kurang lebih sama dengan penyinaran 15 menit cahaya matahari penuh diperlukan untuk memunculkan tubuh buah
    • Media dijaga kelembabannya dengan menyemprotkan air
    • Tubuh buah akan muncul  2-3 MST
     
    Jamur Tiram
    (Oyster mushroom(Ingg.),  Pleurotus osteratus (Latin))
    Famili: Agaricaceae
    Deskripsi:
    • Jamur tiram  merupakan salah satu jenis jamur kayu karena banyak tumbuh pada kayu yang sudah lapuk baik pada serbuk kayu maupun pada kayu gelondongan.  Disebut jamur tiram atau karena bentuk tudungnya agak membulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram, dengan batang atau tangkai tanaman ini tidak tepat pada tengah tudung tetapi agak ke pinggir.
    Suhu:
    • Suhu terbaik untuk pertumbuhan miselium jamur ini adalah 22 – 28 °C dengan kelembaban 60 – 80 %.  Sedangkan suhu terbaik untuk pembentukan badan buah jamur adalah 16 – 22 °C dengan kelembaban 80 – 90 %. 
    Budidaya:
    • Jamur ini tumbuh pada media yang mengandung kadar air 50 – 90 % dengan pH 6 – 7.          
    • Persiapan Media:
      • Pengayakan
        Ukuran ayakan yang digunakan lebih kurang sama dengan ukuran ayakan pasir.
      • Perendaman
        Serbuk kayu kering yang telah diayak direndam dalam air selama 6 – 12 jam disesuaikan dengan jenis kayu.  Setelah selesai serbuk kayu ditiriskan.
      • Pengukusan
        Pengukusan serbuk kayu dilakukan pada suhu 80 – 90 °C selama 4 – 6 jam.
      • Pencampuran
        Seluruh bahan tambahan yang telah ditimbang sesuai dengan formulasi yang dipilih, dicampur dengan serbuk kayu yang telah dikukus.  Air ditambahkan secukupnya hingga kadar air 50 – 65 %.
      • Pengomposan
        Pengomposan dilakukan dengan membumbun campuran serbuk kayu kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama 1 – 2  hari.  Proses pengompossan yang baik ditandai dengan kenaikan suhu menjadi sekitar 50 °C.  Kadar air campuran atau kompos harus diatur pada kondisi 50 - 65 % dengan pH 6 – 7.
        (Proses perendaman, pengukusan dan pengomposan dapat tidak dilakukan bila serbuk gergaji yang dipakai berasal dari kayu lunak dan seragam).
      • Pembungkusan
        Kompos dibungkus plastik polipropilen yang berukuran 20 x 30 cm.  Media diisikan secara manual sambil dilakukan pemadatan di dalam kantong plastik.  Selanjutnya ujung kantong plastik dipasang cicin bambu atau potongan paralon sedemikian sehingga menyerupai botol dan ditutup dengan sisa-sisa kapas.
      • Sterilisasi
        Sterilisasi dilakukan pada suhu 80 – 90 °C selama 6 – 8 jam dengan cara pengukusan dididalam drum strerilisasi.  Setelah dikukus media didinginkan hingga mencapai suhu 35 – 40 derajat celsius.
      • Formulasi
      • Formulasi Serbuk kayu (kg)   Tapioka (kg)   Bekatul (kg)   Kapur (kg) Gips (kg) TSP (Kg)  
        I 100 - 15 5 1 -
        II 100 - 5 2.5 0.5 0.5
        III 100 - 10 2.5 0.5 0.5
        IV 100 5 10 5 1 0.5
    • Untuk pertumbuhan misellium:
      • Inokulasi (menanamkan bibit jamur)
        Inokulasi dilakukan dengan memasukan bibit sebanyak lebih kurang 1 sdt kedalam media steril melalui lubang ring yang telah dibuka penutup kapasnya.  Setelah selesai inokulasi, penutup kapas dipasang kembali.
      • Inkubasi
        Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan media yang telah terisi bibit pada suhu 22 – 28 °C  Inkubasi dilakukan hingga seluruh media penuh ditumbuhi miselium jamur tiram yang berwarna putih.  Gejala ini berlangsung sekitar 1 bulan setelah inokulasi.
    • Untuk pembentukan tubuh buah:
      Media jamur yang dipenuhi miselium siap untuk ditumbuhkan membentuk tubuh buah.  Pembentukan tubuh buah ini dilakukan dengan membuka plastik pembungkus media sehingga miselium cukup untuk mendapatkan oksigen.  Satu sampai dua minggu setelah plastik dibuka biasanya akan terbentuk tubuh buah.  Tubuh buah yang telah berumur 2 – 3 hari siap untuk dipanen.  Kondisi lingkungan yang diperlukan untuk pembentukan tubuh buah jamur tiram adalah suhu 16 – 22 oC dengan kelembaban 80 – 90 %.
    Panen:
    • Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur (1 kg media tumbuh dapat menghasilkan kurang lebih 7 ons jamur tiram).  Pada pertumbuhan yang baik, ukuran diameter jamur yang besar pada saat dipanen adalah 5 – 10 cm.  Pemanenan dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasarannya.
    Kacang Bogor
    (Ground Nut (Ingg.), Arachis hypogea (Latin)) Famili: Leguminosae
    Tumbuh luas di Amerika dan Carolina Selatan ke arah Selatan, daerah hangat di Turki dan mungkin Sisilia.  Produsen utama: India, Cina dan Afrika Barat.
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Biji polong yang terletak di dalam tanah

    Kacang Panjang
    (Cowpeas (Ingg.), Vigna sinensis (Latin)) Famili: Leguminosae
    Asal:
    • Ditanam di Ethiopia 4000 – 3000 SM.  Ditanam terutama di India dan Afrika Barat tapi juga penting di beberapa daerah Amerika dan sebagai sayuran hijau di India Timur dan Cina.
    Deskripsi:
    • Tanaman annual perdu. Daun majemuk tersusun atas tiga helai dengan batang yang liat dan sedikit berbulu. Varietas unggul  di Indonesia : Kacang Panjang 1 (KP-1),  Kacang Panjang 2 (KP-2) dan Usus Hijau.
    Suhu: 
    • 18-32 oC
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Polong masih muda atau biji polong yang telah tua
    Budidaya:
    • Cahaya matahari penuh
    • Tanah subur, gembur dan berdrainase baik
    • Pada umur 3 MST dipasang  ajir/tuturus, diantara 2 tanaman.  Empat lanjaran disatukan ujungnya, diikat jadi satu dengan tali.
    • Selama pertumbuhan, dilakukan pemotongan pucuk tanaman untuk merangsang tunas baru (pucuk dan daun muda dapat menjadi sumber sayuran)
    Panen:
    • Panen pertama kali dilakukan  setelah berumur 45 hari.  Polong kacang panjang sudah dapat dipanen  sesudah terisi penuh tetapi masih mudah dipatahkan.  Warna polong hijau merata sampai hijau keputihan.

    Kailan
    (Chinese Brocoli (Ingg.), B. alboglabra (Latin)) Famili: Brassicae

    Bagian yang dikonsumsi:
    • Batang dan daun muda yang masih renyah
    Suhu & Budidaya:
    • Sama seperti kol

    Kapri
    (Pea (Ingg.), Pisum sativum (Latin)) Famili: Leguminosae
    Asal:
    • Mediterania dan Timur Dekat.  Fosil biji yang ditemukan di Swiss menunjukkan waktu 7000 SM.  Tanaman ini ditanam orang Yunani dan Roma jauh sebelum Masehi. 
    Deskripsi:
    • Tanaman herba annual merambat.  Terdapat dua tipe, yaitu tipe determinate (semak/perdu) dan tipe indeterminate (merambat). 
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Kapri dapat dikonsumsi muda (polong) atau tua (biji polongnya) atau pucuk muda
    Suhu: 
    • 13-18 °C
    Budidaya:
    • Tanah subur, drainase baik (tanaman dataran tinggi)
    • pH 5,5-6,5
    • Benih ditanam langsung
    • Tanaman merambat diberi ajir (pucuk bambu dengan banyak cabang atau diberi tali), mulsa organik.
    Panen:
    • 3-4 bulan (tergantung tujuan konsumsi)

    Kangkung
    (Water Spinach(Ingg.), Ipomoea aquatica/I. reptans (Latin)) Famili: Convolvulaceae
    Asal:
    • Diduga asli India Selatan tapi ditemukan hampir di seluruh daerah tropik.  Di daerah hangat, seperti Florida, menjadi gulma yang serius.
    Deskripsi:
    • Tanaman annual yang pertumbuhannya merambat.  Selain dibudidayakan di air, kangkung dapat dibudidayakan di darat (kangkung darat).  Batang kangkung berbentuk silindris  dan berongga yang dibatasi oleh buku, jarak antar buku tidak beraturan dan setiap buku mempunyai kemampuan untuk membentuk cabang dan daun.  Permukaan batang kangkung ada yang berduri ada yang tidak.  Setelah pemangkasan batang yang berduri akan tumbuh batang yang tidak berduri.
    • Tipe daun pada tanaman kangkung adalah tipe daun tunggal, kedudukannya berseling tumbuh dari berbagai buku, batang dan cabang.  Pada tanaman  muda, bentuk daunnya lancip  dan memanjang berwarna hijau.  Sedangkan pada daun yang tua, bentuk dan ukuranya sangat bervariasi.  Ada yang berbentuk bulat telur (cordate), bulat telur memanjang, segitiga, lanset atau memipih seperti garis dengan pangkal  daun berlekuk seperti anak panah.
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Pucuk muda dan daun
    Budidaya kangkung darat:
    • Penanaman dengan benih yang sudah direndam satu malam 
    • Setiap lubang berisi 2 benih
    • Jarak tanam yang digunakan adalah 17.5 cm x (10-15) cm
    • Pupuk urea diberikan dengan cara sebar rata (broadcast) dengan dosis 10 gram/m2
    Panen:
    • Kangkung darat dapat dipanen setelah berumur 20-30 HST, pada umur ini jumlah daun cukup lebat dan batang besar, tetapi masih renyah (crips).  Panen dilakukan dengan mencabut batang dan akar tetapi bisa juga dipotong  5-10 cm dari tanah, biasa pada lahan kebun rumah.

    Kentang
    (Potato (Ingg.), Solanum tuberosum (Latin)) Famili: Solanaceae
    Asal:
    • Kentang yang dibudidayakan berasal dari dataran tinggi Andes di Amerika Selatan (Peru, Colombia, Ekuador, Bolivia), dibawa ke Eropa oleh penjelajah Spanyol tahun 1537.  Akibat serangan hawar daun (Pythophthora infestans) pada tanaman kentang tahun 1845 dan 1846, bangsa Irlandia mengalami kelapran yang mengakibatkan jutaan orang meninggal dan jutaan lainnya berimigrasi ke Inggris dan Amerika.
    Deskripsi:
    • Tanaman annual dikotil herba.  Batang berwarna hijau, kemerah-merahan atau ungu tua yang disebabkan oleh kandungan antosianin.  Tanaman berbunga dan menghasilkan buah kecil kehijauan atau hijau keunguan yang sangat beracun.  Diperbanyak secara aseksual dari umbi batang.
    Bagian dikonsumsi:
    • Umbi yang dibentuk di ujung batang di bawah tanah.
    Kandungan Gizi:
    • Tinggi kandungan karbohidratnya, mineral dan vitamin C.  Namun rendah kadungan protein dan provitamin A.
    Suhu:
    • 16-18 °C
    Budidaya:
    • Tanah idealnya berpasir, mengandung bahan organik, tahan tanah berkapur, air yang cukup.
    • Ditanam dari umbi yang bisa ditunaskan terlebih dulu 2 bulan menjelang tanam di rak-rak khusus.
    • Pembentukan umbi dipengaruhi oleh panjang hari dan suhu.  Hari pendek merangsang pembentukan umbi, jika hari panjang maka suhu malam harus di bawah 20 °C.  Suhu optimal malam hari 12 °C.
    • Kombiansi sumber pupuk N dari ammonium dan nitrat memberi hasil terbaik.  Sumber N organik alami kurang memberi keuntungan.
    Panen: 
    • 3 – 4 BST

    Kohlrabi
    (Kohlrabi (Ingg.), B. caulorapa/B. oleraceae var. gongylodes (Latin)) Famili: Brassicae 
    Asal:
    • Berasal dari Eropa utara pada abad 15, meskipun sayuran serupa pernah dideskripksikan Pling pada tahun 70 M
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Batang yang pendek dan memadat membentuk umbi di atas permukaan tanah
    Budidaya:
    • Lebih tahan kekeringan
    • Penyemaian – transplant 3-4 minggu
    • Jarak tanam rapat untuk mencegah rebah/retaknya umbi
    Panen:
    • 2-3 BST
     
    Ketimun
    (Cucumber (Ingg.), Cucumis sativus (Latin)) Famili: Cucurbitaceae
    Asal:
    • Dibudidayakan di India 3000 tahun yang lalu.
    Deskripsi:
    • Tanaman semusim yang tumbuh menjalar dengan menggunakan alat pegangan (sulur) berbentuk spiral. Batangnya lunak, berbentuk segi empat, panjang mencapai 1-3 m dan mempunyai sistem perakaran yang dangkal. Daun ketimun berlekuk tiga, kedua permukaannya berbulu kasar, ujungnya bersegitiga runcing dan memiliki tangkai daun panjang. Daun tanaman berwarna hijau terang dengan susunan berseling.
      Bentuk bunga menyerupai terompet, dengan mahkota bunga berwarna kuning cerah. Letak bunga jantan dan bunga betina terpisah tapi masih dalam satu tanaman   (monoecious). Tanaman mentimun dapat menyerbuk sendiri atau silang. Buah mentimun tergolong buah pepo yang mengandung banyak biji.
    • Ketimun mempunyai ukuran, warna, dan rasa yang bermacam-macam. Dari segi warna dibedakan atas ketimun berkulit putih dan ketimun berkulit hijau. Ketimun Jepang tergolong ketimun berkulit hijau.
      Ketimun yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah Ketimun Jepang.  
    • Ketimun Jepang diklasifikasikan menurut kriteria mutu yaitu:
      • Kelas A: panjang 16 – 20 cm, diameter 1.5 – 2.0 cm, bentuk lurus, bulat dan mulus.
      • Kelas B: memiliki panjang 20 – 23 cm, diameter 2.0 cm, lurus, bulat dan mulus.
      • Kelas C: buah afkiran yang panjangnya lebih dari 23 cm.
    Kandungan Gizi:
    • Vitamin A, B, dan C. Di dalam 100 gram bahan segar mengandung kalori 10 gram, protein 0.7 gram, lemak 0.1 gram, hidrat arang 2.7 gram, vitamin A 0.071 gram, vitamin B1 0.03 gram, vitamin C 0.8 gram, dan air 86.1 gram
    Suhu:
    • 18-30 °C
    Budidaya:
    • Tanah berdrainase baik
    • Curah hujan tinggi akan menyebabkan banyak bunga rontok dan gagal menjadi buah.
    • Penanaman menggunakan benih dengan cara ditanam langsung.
    • Dipasang ajir untuk merambat pada 3-4 MST
    • Pemangkasan cabang dan penjarangan bunga jantan
    Panen:
    • Masa tanaman ketimun berbuah dapat berlangsung 40-60 hari. Panen dapat dilakukan setiap hari, dengan tiap kali petik dapat diperoleh 1-2 buah atau lebih per tanaman. Panen pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur kira-kira 75-85 hari tergantung tingkat pertumbuhan dan kesuburan tanaman. Proses pemasakan buah dapat dihitung mulai dari mekarnya bunga, biasanya 7-10 hari bunga mekar, buah sudah dapat dipetik.
    Hama dan Penyakit:
    • Lalat buah (Dacus cucurbitae)
    • Ulat buah
    • Embun Tepung
    • Virus Mozaik
    • Layu
    • Bercak daun (Cercospora citrullina)  
     
    Kubis/Kol 
    (Cabbage (Ingg.), Brassica oleraceae var. capitata (Latin)) Famili: Brassicae
    Asal:
    • Kubis modern diduga berasal dari Jerman, dimana kubis putih dan merah ditanam pada tahun 1150 M.
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Daun memadat yang membentuk head
    Budidaya:
    • Kubis memerlukan tanah yang berdrainase baik, subur, dan cahaya matahari penuh
    • Banyak dibudidayakan di dataran tinggi namun telah ditemukan varietas yang dapat tumbuh baik di dataran rendah, yaitu KK-Cross
    • Benih disemaikan terlebih dahulu dan siap ditransplant 2-4 minggu setelah semai
    • Keterlambatan transplanting menyebabkan head yang terbentuk kecil (efek buttoning)
    • Pemupukan dapat dilakukan seminggu stelah tanam
    • Kebutuhan air harus diperhatikan, jangan sampai kekeringan
    Panen:
    • Kubis dapat dipanen 2-3 bulan setelah tanam (head telah memadat)
    • Potong bagian bawah head dan buang sisa daun yang tua
    Hama dan Penyakit:
    • Plutella xylostela (dapat dikurangi dengan menanam tomat diantara tanaman kubis)
    • Crocidolomia binotalis
    • Akar gada
    • Busuk lunak
     
    Kubis Brussel
    (Brussels Sprouts (Ingg.), B. oleraceae var. gemmifera (Latin)) Famili: Brassicae
    Asal:
    • Dicatat pertama kali di Belgia pada tahun 1750 M, mencapai Inggris dan Perancis tahun 1800
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Tunas samping yang memadat membentuk head kecil
    Suhu:
    • Suhu rendah, masih tahan pada suhu –10 °C
    Budidaya:
    • Tanah subur dan berdrainase baik
    • Penyemaian hingga siap tanam (3- 4 minggu)
    Panen:
    • 3-3,5 BST
     
    Kubis Bunga
    (Cauliflower (Ingg.), B. oleraceae var. botrytis gp. (Latin)) Famili: Brassicae
    Asal:
    • Kubis bunga diduga berasal dari Kreta, Cyprus atau Mediterrania dan tiba di Italia sekitar tahun 1490 M meski demikian sayuran serupa telah dikembangkan sebelumnya di Roma.
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Bunga yang tersusun dari rangkaian bunga kecil bertangkai pendek. Ada yang berwarna putih, kuning dan ada pula yang ungu
    Suhu:
    • 20-25 °C
    Budidaya:
    • Memerlukan pH agak tinggi sehingga sebaiknya tanah perlu dikapur dulu
    • Kandungan N pada pupuk/tanah jangan terlalu tinggi
    • Penyemaian hingga siap tanam:1-1,5 bulan
    • Saat bunga mulai muncul, daun-daun pada pucuk disatukan (dengan lidi atau tali) untuk melindungi bunga dari sinar matahari dan hujan
    Panen:
    • 3-4 BST

    Kubis Keriting
    (Kale (Ingg.), B. oleraceae var. acephala (Latin)) Famili: Brassicae
    Asal:
    • Telah dikenal oleh bangsa Yunani kuno.  Beberapa varietas telah dideskripsikan oleh Cato yang hidup sekitar tahun 2000 SM.
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Daun muda (berbentuk keriting dan tidak membentuk head)
    Suhu:
    • Suhu rendah 

      Lobak/Daikon 
      (Turnip (Ingg.), B. campestris var. rapifera/B. rapa (Latin)) Famili: Brassicae
      Asal:
    • Asal yang jelas tidak diketahui namun ditemukan tumbuh liar di Rusia dan Siberia.  Dibudidayakan sejak jaman kuno dan dibawa ke Amerika pada periode awal.
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Umbi (produk utama) dan daun
    Budidaya:
    • Dibandingkan sayuran penghasil umbi lainnya lobak lebih memerlukan P dan N daripada K.
    • Jarak tanam 30-40 cm
    •  


    Okra
    (Okra (Ingg.), Hibiscus esculentus L. (Latin)) Famili: Malvaceae
    Deskripsi:
    • Tinggi tanaman mulai 1 hingga 4 meter. Buah panjang dan hijau, biasanya membentuk persegi lima dengan ujung runcing. Banyak ditanam di Afrika Barat, Ethiopia, Sudan dan India. 
    Bagian yang dikonsumsi: 
    • Buah muda
    Budidaya:
    • Tanah subur dengan kandungan K tinggi
    • Rendam benih di air hangat 24 jam sebelum tanam

      Pak Coi
      (Pak choi/Chinese mustard (Ingg.), B. campestris var. chinensis (Latin)) Famili: Brassicae
      Deskripsi:
    • Bagian pangkal daun berukuran lebar dan merapat (rosette)
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Daun dan tangkai daun yang masih renyah
    Budidaya & Panen:
    • Sama seperti Caisin

      Radish
      (Radish (Ingg.), Raphanus sativus (Latin)) Famili: Brassicae
      Asal:
    • Dibudidayakan di Mesir 2780 SM untuk para pekerja piramid dan juga oleh bangsa Yunani kuno. Asalnya kurang jelas (mungkin Eropa/Asia), meski pertama diduga dijinakkan pertama di daerah Mediterania Timur. Dibudidayakan di Cina tahun 500 SM dan di Jepang tahun 700 SM. 
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Umbi
    Budidaya:
    • Memerlukan pemupukan yang tinggi

    Rebung Bambu
    (Bambo Shoot (Ingg.), Bambusa spp. (Latin)) Famili: Graminae
    Rebung bambu diambil dari jenis bambu tertentu yang dapat dimakan.  Rebung bambu dipanen saat masih muda.  Pemanenan dan pengupasan lapisan pembungkus rebung bambu perlu dilakukan ekstra hati-hati karena terdapat duri-duri kecil yang dapat menusuk kulit dan menimbulkan rasa gatal.  Biasanya orang mengusapkan telapak tangannya yang tertusuk duri rebung ke rambutnya untuk melepaskannya.
    •  

    • Sawi/Caisin
      (Chinese Green Mustard (Ingg.), B. campestris var. rugosa (Latin)) Famili: Brassicae
      Deskripsi:
    • Daun lonjong tidak membentuk crop
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Daun dan tangkai daun yang masih renyah
    Budidaya:
    • Cocok di dataran tinggi/rendah
    • Benih langsung disebar
    Panen: 
    • 1,5 BST

    Selada
    (Lettuce (Ingg.), Lactuca sativa L.(Latin)) Famili: Compositae
    Asal:
    • Eropa dan Asia. Ditanam oleh bangsa Romawi, tapi diduga dibudidayakan pertama kali oleh bangsa Mesir Kuno tahun 4500 SM. 
    Deskripsi:
    • Tanaman annual yang menghasilkan cairan puith seperti susu (lateks) dari batangnya. Terdapat 4 tipe:
      • Head (Lactuca sativa var. capitata), terdiri dari 2 jenis:
        Crisphead (daun/head keriting berkerut-kerut)
        Butterhead (membentuk head/daun membulat yang lunak)
      • Leaf/Cutting (Lactuca sativa var. crispa), daun keriting menjuntai
      • Cos/romaine (Lactuca sativa var. longifolia), tumbuh tegak dengan daun panjang dan tebal
      • Stem/asparagus (Lactuca sativa var. asparagina), membentuk batang tebal yang lunak disebut juga Celtuce (Celery Lettuce).
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Daun dan tangkai daun yang masih renyah. Pada Celtuce(Celery lettuce), bagian yang dikonsumsi adalah batang yang tebal serta daun yang masih lunak.
    Suhu:
    • Suhu rendah (10-20 °C)
    • Pada suhu tinggi (21-27 °C) pertumbuhan akan terhenti dan tanaman akan menghasilkan bunga sehingga mencegah pembentukan head (bolting).  Suhu malam yang dingin diperlukan untuk kualitas yang baik.  Suhu yang panas akan menyebabkan rasa pahit.
    Budidaya:
    • Benih memerlukan kondisi dingin untuk perkecambahan (pada suhu di atas 20°C benih akan dorman)
    • Tanah subur dengan drainase baik
    • Akar terbatas sehingga di tanah bagian permukaan perlu diberi hara dan bahan organik yang cukup
    • Penyemaian hingga transplant: 4 – 6 minggu
    • Jika terjadi kekeringan tanaman akan berbunga awal sebelum mencapai ukuran maksimal dan terjadi nekrosis/kering pada pucuk daun bagian dalam.

    Selada Air
    (Water Cress (Ingg.), Nasturtium officinale (Latin)) Famili: Brassicae
    Budidaya:
    • Dapat diperbanyak dari biji atau stek batang  

    Seledri
    (Celery (Ingg.), Apium graveolens (Latin)) Famili: Umbelliferae
    Asal:
    • Habitatnya mulai dari Swedia ke selatan hingga Algeria, Mesir, Abisinia dan di Asia bahkan sampai ke Caucasus, Baluchistan dan pegunungan India.  Tumbuh liar di Tierra del Fuego, di California, dan di Selandia Baru.  Budidayanya pertama kali disebut di Perancis tahun 1623.
    Deskripsi:
    • Tanaman biennial, ditanam sebagai tanaman annual.  Dapat ditanam sebagai tanaman sayuran dalam pot yang menarik.
    Budidaya:
    • Tanah gembur dengan bahan organik yang tinggi (pupuk kandang) 
    • Sinar matahari penuh
    • Penanaman dilakukan dengan benih yang disemaikan terlebih dahulu
    • Jaga kebutuhan air
    • Panen dilakukan dengan memotong daun tua (dari penyemaian hingga siap panen: 4-5 minggu) atau mencabut seluruh tanaman

    Spinach/Horinso
    (Spinachia oleracea L.) Famili: Chenopodiaceae
    Asal:
    • Diduga berasal dari Asia Barat Daya/Himalaya Barat, dibudidayakan pertama di Persia, menyebar ke Cina dari Nepal abad 7 dan Eropa abad 11.  Diintroduksi ke Spanyol oleh bangsa Arab.  Nama spinach berasal dari bahasa Arab.  Spinach mencapai Inggris abad 16. 
    Deskripsi:
    • Tanaman annual.  Pada udara panas cepat berbunga, pada suhu rendah membentuk crop yang baik. 
    Budidaya:
    • Memerlukan tanah subur, lembab, kandungan N tinggi.
    • Pada benih yang ditanam langsung perlu dijarangkan 15 – 25 cm.

      Terong
      (Eggplant (Ingg.), Solanum melongena (Latin))
      Asal:
    • Terong liar ditemukan di India yang memiliki rasa buah pahit.  Dari India, terong meyebar ke Cina pada abad 5 SM dan dibawa oleh pedangang ke Spanyol dan Afrika.
    Deskripsi:
    • Tanaman terong merupakan tanaman annual di daerah temperate dan perennial di daerah tropik (tergantung pada cara budidaya). Daunnya sederhana, tebal, 15-25 cm panjangnya dan bagian bawah permukaan daun berbulu.  Buah berbentuk oval atau lonjong.  Pertumbuhan indeterminate.  Warna kulit buah ungu kehitaman, putih atau hijau.  Daging buah putih dan kulit buah berubah menjadi kuning ketika buah matang.  Satu buah terung berisi sekitar 2.500 biji tergantung pada jenisnya. Buah terung tanpa biji biasanya mempunyai tekstur keras dan kurang disenangi oleh konsumen.
    Suhu:
    • 22-30 °C
    Budidaya:
    • Tanah berdrainase baik
    • Cahaya matahari penuh
    • Semai – transplant: 3 minggu
    • Pewiwilan (pembuangan tunas samping yang tumbuh pada ketiak daun)
    Panen:
    • 2-3 BST (kulit buah terlihat mengkilat)
     
    Tomat
    (Tomato (Ingg.), Lycopersicon esculentum(Latin)) Famili: Solanaceae
    Asal:
    • Tomat berasal dari Amerika Selatan.  Pada awalnya tomat dicurigai sebagai buah yang beracun dan baru pada awal abad 20 tomat menjadi populer dan menjadi salah-satu sayuran penting dunia.
    Deskripsi:
    • Tanaman perdu yang hidup annual di daerah temperate dan perennial berumur pendek di daerah tropik.  Dapat bersifat determinate, yaitu menyemak (pertumbuhan pucuk tanaman diakhiri dengan munculnya bunga), atau dapat pula bersifat indeterminate, yaitu tumbuh memanjang terus-menerus dengan batang yang agak menjalar (pertumbuhan pucuk tanaman bersifat vegetatif/tidak diakhiri dengan munculnya bunga). Tinggi tanaman bisa mencapai 2 m.  Warna bunga kuning dengan warna buah merah atau kuning.  Jumlah tandan yang dibentuk sekitar  5 tandan (di lapang), atau dapat mencapai 5-10 tandan  bila ditanam di rumah kaca/plastik dengan sistem hidroponik, bahkan di daerah Ugahari (temperate) dengan cara ini dapat diperoleh 20 tandan. Satu tandan dapat mencapai berat 500 – 1000 gr. 
    Varietas :
    • Intan (indeterminate)
    Suhu:
    • 21-24 °C
    Budidaya:
    • Tanah dengan drainase baik
    • Relatif tahan asam
    • Semai – transplant (3 minggu)
    • Tanaman perlu diberi ajir/diikat tali agar tidak roboh
    • Tunas samping pada tanaman indeterminate dibuang/diwiwil.
    • Untuk membantu penyerbukan, bunga yang telah mekar di ketuk perlahan menjelang siang hari (di tempat yang jarang/tidak terdapat serangga).
    • Kekurangan air dan Ca selama perkembangan buah menyebabkan “blosom end root”, busuk pada ujung buah tomat.
    Panen:
    • 2 –3 BST

      Ubi Jalar
      (Sweet Potato (Ingg.), Ipomoea batatas (Latin)) Famili: Convolvulaceae

      Ditanam luas di Amerika Selatan sebelum kebudayaan Inka, diintroduksi ke Spanyol sebelum kentang.  Di Asia Timur, Polynesia sebelum tahun 1250 M menyebar ke Selandia Baru abad 14, menyebar ke Cina tahun 1594 M.
      Bagian yang dikonsumsi:
    • Umbi dan daun muda
    Deskripsi:
    • Tanaman tahunan dikotil dengan batang menjalar.  Warna kulit umbi bisa putih, kecoklatan, merah, ungu agak merah, atau kuning dengan warna umbi bisa putih, kuning, oranye atau merah.  Hari panjang meningkatkan pertumbuhan batang, sedangkan hari pendek merangsang pembesaran umbi dan pembungaan.
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Umbi serta pucuk dan daun muda
    Kandungan Gizi:
    • Ubi yang berwarna kuning kaya karbohidrat dan provitamin A.  Daun dan pucuk muda tinggi kandungan vitamin A dan C serta proteinnya.
    Suhu:
    • Suhu optimum 24 °C.  Tanaman berhenti tumbuh pada suhu 15 °C.
    Budidaya:
    • Perbanyakan dari stek batang atau tunas dari umbi
    • Pemupukan K tinggi
    Panen:
    • 3-4 BST

      Waluh
      (Pumpkin(Ingg.), Cucurbita moschata (Latin)) Famili: Cucurbitaceae
      Tanaman merambat annual. Buah berukuran besar, berkulit keras, dapat mencapai 3-10 kg dengan warna daging buah kuning.  Dari penanaman hingga buah matang memerlukan waktu 85-120 hari.  Panen dilakukan ketika buah sudah tua/masak.

      Wortel
      (Carrot (Ingg.), Daucus carota (Latin)) Famili: Umbelliferae
      Asal:
    • Eropa, Asia, dan Afrika utara dan mungkin Amerika utara dan selatan.
    Bagian yang dikonsumsi:
    • Umbi.  Warna kuning umbi disebkan oleh kandungan karoten alpha dan betha.  Makin tua warna umbi, makin tinggi nilai gizinya.
    Budidaya:
    • Penanaman dilakukan dengan sebar langsung
    • Penjarangan diperlukan untuk meningkatkan ukuran umbi dan menghasilkan bentuk umbi yang lebih baik
    •  
    •   

    Zucchini
    (Summer Squash (Ingg.), C. pepo (Latin)) Famili: Cucurbitaceae
    Zucchini di Eropa dikenal sebagai courgettes.  Tanaman semak annual.   Buah bulat lonjong dengan warna hijau atau kuning.
    Budidaya :
    • Membutuhkan cahaya matahari penuh dan bahan organik yang tinggi
    • Perbanyakan melalui biji
    • Jaga pengairan untuk menghindari gugur buah
    Panen :
    • Dipanen ketika masih sangat muda (2-7 hari setelah anthesis).
    • Telat panen akan menghambat pembentukan bunga betina.

Read More......